Kebutuhan manusia untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelajar Indonesia yang melanjutkan sekolah keluar negeri. Harapan mereka tentu saja agar mendapatkan ilmu yang lebih baik dengan sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Tentu saja biaya yang harus dikluarkan tidak sedikit. Dengan alasan tersebut kini banyak bermunculan sekolah-sekolah maya (cyberschool), virtual class maupun long distance learning seperti yang diterapkan oleh Cisco. Dimana long distance learning ini kemudian dikenal istilah E-learning, yang berarti sebuah sistem pembelajaran secara elektronik, misalnya pembelajaran multimedia lewat C-D ROM, PDA ataupun website.
Dengan sistem pembelajaran diatas memungkinkan para pelajar tidak perlu untuk bertatap muka dengan pengajarnya secara langsung. Mereka cukup men-download materi-materi yang diajarkan, mengerjakan tugas yang diberikan serta mengirimkan jawaban tugas tersebut dari mana saja. Sehingga biaya kuliah yang di keluarkan dapat berkurang secara drastis karena para pelajar bisa mengikuti kuliah tersebut dari rumahnya.Kelemahan E-Learning
Salah satu kekurangan dari sistem pengajaran ini adalah kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar karena mereka bertatap muka secara tidak langsung. Untuk menjawab masalah tersebut dan dengan didukung oleh kemajuan teknologi dibidang komunikasi khususnya teknologi 3G yang memungkinkan pengiriman paket voice data secara simultan dan juga bisa digunakan untuk video streaming maupun video call maka permasalahan tersebut dapat sedikit teratasi.
Pemanfaatan E-Learning dengan teknologi 3G sebenarnya merupakan sebuah teknologi komunikasi mobile yang mampu menyatukan dan mengkonfergensikan semua jenis komunikasi yang saat ini banyak digunakan masyarakat. Jika dulu berkomunikasi hanya menggunakan teks atau tulisan saja kemudian berkembang menggunakan suara dan gambar sederhana. Setelah itu berkembang menjadi gabungan antara gambar, suara dan teks. Kini masyarakat sedang menunggu untuk dapat berkomunikasi dengan semua unsur itu, ditambah dengan unsur gambar bergerak atau video. Begitu teknologi 3G mulai beredar, bila berbicara dengan lawan bicara melalui ponsel 3G, kita cukup memegang ponsel didepan wajah agar kamera bisa memperlihatkan kita ke lawan bicara dan sebaliknya kita dapat melihat lawan bicara melalui monitor di ponsel kita . Berbeda dengan ponsel berkamera biasa, ponsel berteknologi 3G memiliki kamera kecil dua arah, berlawanan dan berhadapan dengan penggunanya.
Kemampuan 3G
HP 3GTeknologi 3G (baca: Thirth generation) ini sebenarnya merupakan perkembangan generasi-generasi teknologi komonikasi radio mobile sebelumnya. Perkembangan 3G terasa sangat signifikan dari teknologi sebelumnya kerena memiliki kemampuan membawa data yang berkali-kali lipat lebih besar dari teknologi sebelumnya.
Dengan 3G kita bisa melakukan aplikasi mulai dari mobile internet berkecepatan tinggi hingga 2 Mbps, location-based service, mobile shoping, multi-party video conference, video streaming, click2dial, unified electronic mail, hingga MP3 mobile downloading.
Mobile Learning
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak.
Tingkat penetrasi perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam belajar, yang membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Arsitektur
Arsitektur mobile learning dapat menggunakan infrastruktur yang telah disediakan operator seluler, yang pada prinsipnya merupakan aplikasi 3-tier di mana terdapat layer front-end, application server, dan database server.
Perangkat bergerak dapat dimanfaatkan sebagai media belajar secara offline (tanpa perlu adanya koneksi dengan sistem server melalui jaringan operator seluler) ataupun secara online dengan memanfaatkan media GPRS/UMTS(3G) untuk terkoneksi dengan repositori sistem, seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas.
M-Learning
Potensi dan Tantangan
Dengan kemampuannya yang ‘mobile’, maka pengembangan E-Learning lebih dikenal dengan istilah Mobile Learning (M-Learning). M-learning merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk memperluas akses pendidikan. Namun, belum banyak informasi mengenai pemanfaatan perangkat bergerak, khususnya telepon seluler, sebagai media pembelajaran. Hal ini patut disayangkan mengingat tingkat kepemilikan dan tingkat pemakaian yang sudah cukup tinggi ini kurang dimanfaatkan untuk diarahkan bagi kepentingan pendidikan.
Selain itu, saat ini masih sangat sedikit upaya pengembangan konten-konten pembelajaran berbasis perangkat bergerak yang dapat diakses secara luas. Kebanyakan konten yang beredar di pasaran masih didominasi konten hiburan yang memiliki aspek pendidikan yang kurang serta kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri yang memiliki latar budaya yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini memunculkan kebutuhan akan adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis perangkat bergerak yang lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses.
Dengan sistem pembelajaran diatas memungkinkan para pelajar tidak perlu untuk bertatap muka dengan pengajarnya secara langsung. Mereka cukup men-download materi-materi yang diajarkan, mengerjakan tugas yang diberikan serta mengirimkan jawaban tugas tersebut dari mana saja. Sehingga biaya kuliah yang di keluarkan dapat berkurang secara drastis karena para pelajar bisa mengikuti kuliah tersebut dari rumahnya.Kelemahan E-Learning
Salah satu kekurangan dari sistem pengajaran ini adalah kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar karena mereka bertatap muka secara tidak langsung. Untuk menjawab masalah tersebut dan dengan didukung oleh kemajuan teknologi dibidang komunikasi khususnya teknologi 3G yang memungkinkan pengiriman paket voice data secara simultan dan juga bisa digunakan untuk video streaming maupun video call maka permasalahan tersebut dapat sedikit teratasi.
Pemanfaatan E-Learning dengan teknologi 3G sebenarnya merupakan sebuah teknologi komunikasi mobile yang mampu menyatukan dan mengkonfergensikan semua jenis komunikasi yang saat ini banyak digunakan masyarakat. Jika dulu berkomunikasi hanya menggunakan teks atau tulisan saja kemudian berkembang menggunakan suara dan gambar sederhana. Setelah itu berkembang menjadi gabungan antara gambar, suara dan teks. Kini masyarakat sedang menunggu untuk dapat berkomunikasi dengan semua unsur itu, ditambah dengan unsur gambar bergerak atau video. Begitu teknologi 3G mulai beredar, bila berbicara dengan lawan bicara melalui ponsel 3G, kita cukup memegang ponsel didepan wajah agar kamera bisa memperlihatkan kita ke lawan bicara dan sebaliknya kita dapat melihat lawan bicara melalui monitor di ponsel kita . Berbeda dengan ponsel berkamera biasa, ponsel berteknologi 3G memiliki kamera kecil dua arah, berlawanan dan berhadapan dengan penggunanya.
Kemampuan 3G
HP 3GTeknologi 3G (baca: Thirth generation) ini sebenarnya merupakan perkembangan generasi-generasi teknologi komonikasi radio mobile sebelumnya. Perkembangan 3G terasa sangat signifikan dari teknologi sebelumnya kerena memiliki kemampuan membawa data yang berkali-kali lipat lebih besar dari teknologi sebelumnya.
Dengan 3G kita bisa melakukan aplikasi mulai dari mobile internet berkecepatan tinggi hingga 2 Mbps, location-based service, mobile shoping, multi-party video conference, video streaming, click2dial, unified electronic mail, hingga MP3 mobile downloading.
Mobile Learning
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak.
Tingkat penetrasi perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam belajar, yang membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Arsitektur
Arsitektur mobile learning dapat menggunakan infrastruktur yang telah disediakan operator seluler, yang pada prinsipnya merupakan aplikasi 3-tier di mana terdapat layer front-end, application server, dan database server.
Perangkat bergerak dapat dimanfaatkan sebagai media belajar secara offline (tanpa perlu adanya koneksi dengan sistem server melalui jaringan operator seluler) ataupun secara online dengan memanfaatkan media GPRS/UMTS(3G) untuk terkoneksi dengan repositori sistem, seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas.
M-Learning
Potensi dan Tantangan
Dengan kemampuannya yang ‘mobile’, maka pengembangan E-Learning lebih dikenal dengan istilah Mobile Learning (M-Learning). M-learning merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk memperluas akses pendidikan. Namun, belum banyak informasi mengenai pemanfaatan perangkat bergerak, khususnya telepon seluler, sebagai media pembelajaran. Hal ini patut disayangkan mengingat tingkat kepemilikan dan tingkat pemakaian yang sudah cukup tinggi ini kurang dimanfaatkan untuk diarahkan bagi kepentingan pendidikan.
Selain itu, saat ini masih sangat sedikit upaya pengembangan konten-konten pembelajaran berbasis perangkat bergerak yang dapat diakses secara luas. Kebanyakan konten yang beredar di pasaran masih didominasi konten hiburan yang memiliki aspek pendidikan yang kurang serta kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri yang memiliki latar budaya yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini memunculkan kebutuhan akan adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis perangkat bergerak yang lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses.
Mungkin juga penyebab kurangnya content pendidikan pada M-Learning adalah karena masih cukup mahal biaya akses internet via HP atau mungkin si pengguna masih mengutamakan HP sebagai alat "Komunikasi", belum sebagai alat "Informasi dan Komunikasi".
BalasHapusSaya rasa Anda benar pak. Masih mahalnya biaya Internet dan alat-alat pendukung Internet, serta kurangnya sosialisasi kepada anak didik tentang E-Learning, membuat ide ini sering terseok.
BalasHapusSudah menjadi tugas kita untuk membuatnya berkembang.
Terimakasih telah mengunjungi blog sederhana ini....